Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mengapa Mendadak FOMO Belajar Rust?

kenapa belajar rust

Pernah nggak sih, lagi scroll timeline media sosial, tiba-tiba ada temen yang nge-post screenshot terminalnya dengan latar belakang hitam keren, terus ada tulisan “Hello, Rustaceans!”? Ya ampun, baru juga ngopi, kita langsung diserang dengan perasaan bersalah karena belum ngerti apa-apa soal Rust.

Fenomena ini belakangan makin marak. Kayaknya semua orang di dunia IT berlomba-lomba jadi Rustaceans (istilah keren buat programmer Rust). Seolah-olah kalau nggak belajar Rust sekarang, masa depan kita bakal suram, aplikasi kita bakal insecure, dan kucing tetangga pun bakal ngecewain kita. Tapi, apa sih yang bikin kita semua FOMO (Fear of Missing Out) belajar Rust? Yuk, kita bahas!

Rust: Si Bintang Baru di Dunia Pemrograman

Rust, bahasa pemrograman yang namanya terdengar seperti band indie, muncul dari kegelapan di tahun 2010-an dan kini jadi bintang utama di konferensi developer. Rust didesain buat ngatasin dua masalah besar: keamanan memori dan kinerja. Singkatnya, Rust ini bisa bikin aplikasi secepat kilat tapi tetap aman dari bug memori yang biasa jadi mimpi buruk programmer C/C++.

Kombinasi ini bikin Rust kayak pahlawan super di dunia coding. Ibarat makanan, Rust ini rendang: semua orang suka, tapi bikin ribet dulu sebelum bisa nikmatin.

Tapi, di balik itu semua, kenapa orang-orang tiba-tiba kayak kehipnotis buat belajar Rust? Jawabannya ada di komunitas developer yang bikin Rust kelihatan kayak tiket emas ke masa depan.

Komunitas Rust: Antara Supportif dan Sedikit Kultus?

Rust punya komunitas yang luar biasa supportif. Di forum-forumnya, kamu akan disambut dengan “Welcome to the Rust community!” dengan hangat, meski kamu baru aja nanya hal sepele kayak gimana bikin loop. Tapi, di sisi lain, komunitas ini juga agak-agak kayak kultus.

Eh, lu belum belajar Rust? Wah, ketinggalan banget sih. Rust itu masa depan!

Belajar Rust tuh nggak cuma coding, bro. Ini soal filosofi hidup.

Duh, santai aja dulu ga sih, beru juga kelar OOP wkwk

Dan jangan lupakan betapa gampangnya merasa minder kalau liat orang-orang posting benchmarks Rust vs Python:

  • Python: 15 detik.
  • Rust: 0.0001 detik.

Terus ada caption, “Guess which one I’ll use for my next project?”

Alasan Orang FOMO Belajar Rust

  1. Masa Depan Performa Tinggi

    Rust sering disebut sebagai bahasa masa depan karena kecepatannya yang luar biasa. Kalau kamu punya impian bikin aplikasi yang super cepat tapi tetap aman, Rust adalah jawabannya.

    Tapi jujur aja, kebanyakan dari kita nggak bikin aplikasi yang speed-critical. Buat kebanyakan aplikasi CRUD biasa, performa Rust yang super cepat itu mungkin malah overkill. Tapi tetap aja, kita ikut-ikutan belajar.

  2. Cocok Buat Semua Jenis Proyek

    Rust sering disebut-sebut cocok buat bikin everything: dari web backend, system programming, sampai bikin game engine. Kayaknya kalau nggak bisa Rust, kita nggak bisa bikin apa-apa di dunia teknologi.

    Padahal, kenyataannya kita masih nyaman pakai Node.js atau Python buat ngoding API sederhana. Tapi ya gitu, karena tren Rust, kita jadi merasa nggak cukup kalau nggak ikut nyemplung.

  3. Gaji Programmer Rust Tinggi

    Ini nih faktor FOMO paling kuat. Programmer Rust katanya dihargai lebih mahal karena jarang banget ada yang bisa. Jadi, belajar Rust itu kayak investasi karir. Tapi ya, belajar Rust nggak semudah belajar JS.

Hambatan Belajar Rust: Perasaan Minder

Belajar Rust tuh ibarat naik sepeda untuk pertama kalinya, tapi sepedanya punya rem di pedal, tombol di stang, dan harus pake helm dengan instruksi manual 50 halaman. Rust punya banyak konsep baru yang bikin kepala kita meledak kalau belum biasa:

  • Ownership.
  • Borrowing.
  • Lifetime.

Kata-kata ini bikin kita merasa nggak cukup pintar, meskipun sebenarnya, dengan sedikit kesabaran, semuanya bisa dipahami. Tapi ya, tetep aja, error message di Rust kadang bikin kita merasa dikuliahi.

Gimana Cara Kita Mengatasi FOMO Ini?

  1. Pahami Prioritas

    Nggak semua proyek butuh Rust. Kalau kamu cuma bikin aplikasi sederhana, nggak perlu buru-buru ganti ke Rust. Pakai bahasa yang kamu sudah nyaman dulu, baru kalau ada waktu luang, pelajari Rust pelan-pelan.

  2. Belajar dengan Komunitas

    Komunitas Rust itu sangat suportif. Manfaatkan itu. Ikut diskusi di forum, atau nonton tutorial di YouTube yang ngejelasin konsep Rust dengan cara santai.

  3. Nikmati Prosesnya

    Belajar Rust itu seperti naik gunung. Sulit di awal, tapi pemandangannya di puncak bakal bikin semua usaha terbayar. Jangan terlalu ambisius untuk langsung jago. Nikmati aja setiap tahapannya.

  4. Jangan Takut Error

    Rust terkenal dengan error message-nya yang membantu. Jadi, kalau kamu lihat error, anggap aja itu kayak pesan cinta dari Rust yang bilang, “Hei, coba lagi, kamu pasti bisa!”

Kesimpulan: Rust, Antara Tren dan Masa Depan

FOMO belajar Rust itu wajar. Kita semua merasa ingin ikut jadi bagian dari sesuatu yang besar. Tapi, ingat, Rust itu hanya alat. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menggunakan alat itu untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat.

Jadi, buat kita yang belum belajar Rust, nggak usah panik. Santai aja, pelajari sesuai kebutuhan. Kalau nanti ada waktu, kita bisa nyemplung bareng-bareng. Toh, di dunia programming, perjalanan belajar itu nggak ada habisnya, kan?

Dan kalau kamu akhirnya belajar Rust, jangan lupa, kasih tahu kami keseruanmu! Tapi ya, jangan sok-sokan bikin meme “Learn Rust or stay irrelevant” di grup chat. Kita kan sahabat, bukan sekte. 😜

1 komentar untuk "Mengapa Mendadak FOMO Belajar Rust?"